SAMARINDA - Mereka memiliki agenda yang sama: membahas teknis babak kualifi kasi (BK) pekan olahraga provinsi (porprov) dan Porprov Kaltim VIII/2026 Paser.
Bukan tanpa alasan. Sebab, penyelenggaraan rangkaian porprov periode ini akan semakin ketat. Salah satu poin pentingnya adalah pembatasan usia atlet yang boleh berpartisipasi di multiajang tingkat provinsi tersebut.
“Maksimal 30 tahun. Semoga semua cabor bisa mengikuti kebijakan tersebut,” jelas Ketua KONI Kaltim Rusdiansyah Aras, saat membuka rangkaian kegiatan masing-masing pengprov cabor di berbeda kesempatan dan tempat.
Menurutnya, hal tersebut adalah langkah awal menyolidkan kekuatan kontingen Kaltim menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII/2028 Nusa Tenggara. “Sebab, kita dalam kondisi darurat atlet. Kalau tidak sejak sekarang kita mulai langkah ini, situasi ke depan akan semakin berisiko,” urai Rusdi.
Sebagai fondasi pembinaan atlet masa depan, KONI Kaltim menyiapkan sumber daya pelatih fisik berkualitas bersertifi kat level 1 nasional. Pelatihannya sudah berjalan sejak beberapa bulan terakhir. “Dengan kehadiran mereka, harapannya, kualitas fisik atlet kita ke depan akan semakin baik, untuk menunjang potensi capaian prestasi mendatang,” tegas dia.
Untuk itu, dia berharap seluruh pengprov cabor memperhatikan benar urusan pembatasan usia ini, agar semangat ini bisa seragam di semua lini. “Ada beberapa cabor yang meminta kebijakan, saya ingatkan agar jumlahnya disesuaikan. Dan, aturan maksimal 30 tahun itu tetap harus diberi porsi yang lebih besar,” tegasnya.
Tercatat ada empat pengprov cabor kemarin menggelar raker. Mereka adalah Pengprov Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Kaltim, Persatuan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) Kaltim, Persatuan Binaraga & Fitness Indonesia (PBFI) Kaltim, dan Persatuan Soft Tennis Indonesia (Pesti) Kaltim.
Ketua Pengprov PABSI Kaltim Agiel Suwarno mengapresiasi kebijakan KONI Kaltim. Untuk mendukung upaya tersebut, melalui usulan DPRD Kaltim, pada 2026, akan dibangun fasilitas sentra latihan angkat besi di kompleks Gelora Kadrie Oening, Samarinda. “Dengan adanya fasilitas tersebut, harapannya proses pembinaan bisa berjalan optimal, dengan muaranya bisa mempersembahkan prestasi untuk Kaltim di pentas nasional,” jelas Agiel.
Di samping itu, dirinya juga mengingatkan kepada seluruh pengurus cabang (pengcab) PABSI di antero Kaltim agar bisa mencontoh langkah Pengurus Kota (Pengkot) PABSI Samarinda. Sebab, melalui beberapa pendekatan, mereka berhasil mengupayakan para atlet mendapat bantuan tunai secara berkala, yang diharapkan bisa memotivasi mereka dalam menjaga dan meningkatkan kualitas performanya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Sekretaris Pengprov Pesti Kaltim Noor Asnan mengatakan, pada raker tersebut mereka membahas peluang baru perolehan medali Kaltim di multiajang mendatang. Penambahan kategori usia kadet menjadikan peluang perolehan medali kini bertambah jadi 10. “Sebelumnya hanya 7. Sementara, Kaltim ini termasuk yang terbaik kedua di luar Jawa. Jadi, peluang kami untuk berkontribusi lebih banyak untuk Kaltim lumayan besar,” terangnya. (*)