Dua Orang Didepak dari Pelatda Indisipliner, Tak Berubah meski Dievaluasi dan Dimediasi
SAMARINDA—Kali ini dua orang didepak karena indisipliner selama menjalani pelatda. Dua orang tersebut masing-masing seorang pelatih dan atlet, berasal dari cabang olahraga (cabor) akuatik. Tepatnya dari kategori renang bebas. Mereka adalah pelatih bernama Eff endi dan atlet bernama Rama Vardana Prihandono.
“Pemusatan latihan sudah memasuki bulan kedua. Selalu ditekankan kepada pelatih dan atlet agar berproses dengan mengutamakan kedisiplinan,” jelas Komandan Pelatda KONI Kaltim Ego Arifi n, saat ditemui awak media, Rabu (17/4).
Ego mengatakan, pada pelaksanaan pelatda, tentu ada dinamika. Ada beberapa cabor yang perkembangannya dievaluasi. Namun, mereka mematuhi kemudian berkembang. Nah, yang satu ini, meski sudah coba dievaluasi, tetapi tak menunjukkan perubahan.
“Sudah diawasi, tetapi sikapnya tetap tidak sesuai kesepakatan awal saat mengikuti pelatda. Tidak menunjukkan keseriusan dalam menuju prestasi. Kalau tidak serius, artinya tidak melaksanakan dengan disiplin. Dari hasil pengamatan tim teknis, dua orang ini yang paling disorot,” urai dia
Bentuk indisipliner yang dimaksud, pelatih tidak membina atletnya dengan baik. Begitu juga sang atlet tidak menjalankan program latihan dengan disiplin. “Selain itu, tercatat sering meninggalkan kampus pelatda,” urai Ego.
Informasi ini sudah menjadi atensi panitia pelatda dalam sebulan terakhir. Sejak itu mereka mengumpulkan informasi dan fakta yang berkaitan dengan pelanggaran dua orang tersebut. “Sudah pula dimediasi. Hanya, tidak ada titik temu antara mereka, sehingga dengan didasari berbagai pertimbangan, keduanya dicoret dari pelatda,” tegas pria yang juga wakil ketua I KONI Kaltim tersebut.
Ego berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi personel pelatdalain. Dia mengingatkan bahwa Kaltim benar-benar serius mempersiapkan kontingen untuk mewujudkan target di PON 2024 nanti, yakni fi nis di lima besar. Demi mewujudkan itu, dimulai dari menjalani pelatda dengan serius dan penuh komitmen.
“Tentu kita tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi. Dan, kami ambil keputusan ini, salah satunya agar tidak terdampak ke personel pelatda yang lain. Tetapi perlu diingat, bahwa ini bukan yang terakhir. Pencoretan itu bisa saja kembali terjadi bila anggota pelatda tidak disiplin dan tak mematuhi aturan yang berlaku,” tuntas dia. (*)