KALTIM KONSISTEN DI PAPAN ATAS Terima Kasih Atas Dedikasi Isran Noor
DELEGASI Bumi Etam finis di peringkat kedelapan dengan perolehan 29 medali emas, 55 perak, dan 68 perunggu. Raihan itu meningkat bila dibandingkan dengan capaian di PON XX/2021 Papua yang kala itu 25 emas, 32 perak, dan 40 perunggu.
Meski demikian, hasil tersebut memang belum cukup untuk mengembalikan Kaltim ke lima besar. Tentang luputnya target tersebut, Ketua KONI Kaltim Rusdiansyah Aras menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kaltim. “Tanggung jawab ini ada di tangan saya selaku ketua KONI Kaltim,” jelas Rusdiansyah Aras.
Tak dimungkiri, melesetnya target tersebut tidak lepas dari beberapa cabang (cabor) yang belum berhasil meraih medali emas. Atau pula cabor yang tidak mampu mencapai target pribadi mereka. “Tetapi itulah kondisi di lapangan, teman-teman media sudah melihat sendiri betapa atlet kita sudah berjuang maksimal, memeras keringat, bahkan berdarah-darah, untuk mewujudkan target itu.
Atas perjuangan mereka itu pula, saya sangat berterima kasih. Selamat dan sukses atas capaian prestasi itu. Untuk yang belum berhasil ini menjadi evaluasi kita bersama,” jelas Rusdi.
Lara itu sedikitnya bisa terobati karena ada beberapa cabor yang berhasil memberi kejutan dengan meraih medali emas, meski dengan status tidak diunggulkan. Sebut saja tim futsal putra sang penyumbang medali emas pertama. Ada pula gantole dan bermotor. “Itu menunjukkan bahwa mereka punya tekad kuat untuk bisa ikut berkontribusi dalam perjuangan Kaltim. Itu luar biasa,” terangnya.
Rusdi pun sangat berterima kasih atas dedikasi dan komitmen Isran Noor yang berkenan menjalankan amanat sebagai ketua kontingen dalam persaingan Kaltim di PON XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara. “Di tengah kesibukan beliau yang begitu padat, beliau tetap berkomitmen untuk hadir menyaksikan perjuangan para atlet. Bahkan, sempat ikut mengalungkan medali kepada para atlet kita yang berhasil meraih medali emas. Itu jadi kebanggaan tersendiri bagi para atlet,” imbuh Rusdi.
Di sisi lain, hasil tersebut membuat Kaltim berhasil bertahan di papan atas alias 10 besar klasemen perolehan medali. Terutama sejak sukses menjadi tuan rumah pada PON XVII/2008. Sejak itu, Kaltim tak pernah lepas dari 10 besar. “Itu hal yang bisa syukuri, di mana Kaltim selalu menjadi daerah yang punya nilai tawar besar di dunia olahraga,” terang pria kelahiran Sangasanga ini.
Tidak hanya itu, dari sisi produktivas perolehan medali di PON 2024, Kaltim sebenarnya lebih banyak ketimbang Bali yang berada di peringkat ketujuh. Namun, Bali masih lebih unggul dari sisi perolehan medali emas, yang menjadi tolok ukur pemeringkatan klasemen. “Atlet kita banyak masuk ke final, tetapi tidak banyak yang dapat medali emas, hanya 29. Itu juga jadi perhatian kami ke depannya,” tuntasnya.
Karena itu, Rusdi menegaskan, hasil ini akan menjadi bahan pihaknya untuk mengevaluasi pola persiapan menuju PON XXII/2028 Nusa Tenggara. “Saya akan bertemu tim Binpres (Pembinaan dan Prestasi) KONI Kaltim untuk membicarakan pola persiapan terbaik yang bisa dibangun untuk meraih prestasi yang lebih baik pada PON edisi berikutnya,” tegas dia.
Salah satu yang paling mencuri perhatiannya adalah mekanisme pelaksanaan pemusatan latihan daerah (Pelatda) yang berjalan selama enam bulan sejak Maret. “Apakah nantinya mekanisme pelaksanaan pelatda itu masih relevan untuk persiapan periode PON berikutnya. Itu juga akan dibicarakan,” jelas dia.
“Dari lubuk hati terdalam, saya memohon maaf jika ada yg tidak berkenan baik selama di pelatda maupun di arena PON,” tuntasnya. (*)