Bertabur Emas Di Hari Ketujuh
BINJAI-Gulat sebagai salah satu cabang olahraga (cabor) andalan Kaltim langsung menunjukkan taringnya. Di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024, hari pertama gelaran cabor gulat di GOR Rambung Kota Binjai, Sumatra Utara, gladiator Bumi Etam langsung unjuk gigi dengan torehan 1 medali emas dan 1 perunggu. Medali emas dipersembahkan oleh Zainal Abidin. Spesialis 57 kg itu mengalahkan rival abadinya, Puji Prasetyo dari Jawa Timur. “Dia sudah jadi lawan saya sejak masih pelajar, alhamdulillah kali ini saya bisa raih kemenangan,” jelas Zainal.
Sempat tertinggal 4-0 pada babak pertama, Zainal berhasil memaksa keadaan berbalik dengan memaksimalkan celah lawan yang terbuka begitu sempit. Hingga laga berakhir, gladiator asli Samarinda itu berhasil mengakhiri pertandingan dengan keunggulan 6-7.
“Saya ingin mempersembahkan medali ini untuk kepada yang mendukung saya. Terutama anak saya, yang harus saya ‘tinggalkan’ pada usia pertumbuhannya karena harus fokus bersiap,” jelasnya. Sementara itu, medali perunggu perdana tim gulat dipersembahkan oleh Anissa Safitria yang tampil di kategori freestyle kelas 50 kg. Di perebutan tempat ketiga, dia menundukkan Nurul dari Kalsel. Laga itu berakhir dengan skor 1-4 untuk keunggulan Anissa. Atas sederet capaian itu, pelatih gulat Kaltim Badriansyah bersyukur. Sebab, sejauh ini, yang ditunjukkan pada pertandingan hari pertama ini berjalan sesuai rencana.
“Alhamdulillah, Zainal berhasil memenuhi harapan kita. Besok ada beberapa nomor yang juga berpeluang mempersembahkan medali. Semoga bisa berjalan sesuai rencana. Mohon doa dari masyarakat Kaltim,” jelas Badri. Sebelum gulat, cabor angkat berat, panahan dan layar juga kompak menyumbang emas untuk Kaltim kemarin. Tiga cabor tersebut menyumbangkan empat medali emas yang dipertandingkan di Aceh.
Perinciannya, dua emas dari layar, satu emas dari angkat berat dan satu emas dari panahan. Dari layar, dua emas diraih oleh Dia Tri Utami dan Nugie Triwira di nomor International 470, Sarmila dan Cintia Laura di nomor International 420. Tambahan dua emas itu membuat layar Kaltim meraih gelar juara umum dengan raihan tiga emas, empat perak dan lima perunggu.
Manajer layar Kaltim Hj Ida Nursanti mengatakan, dirinya bersyukur atas apa yang diraih oleh atletnya. Dia tak menampik, secara perhitungan medali emas prestasi layar menurun dari PON sebelumnya di Papua. Namun apapun itu, Ida bersyukur Kaltim masih bisa menjadi juara umum dengan banyaknya ujian yang dihadapi di Aceh. “Alhamdulillah kita masih tetap juara umum. Dengan banyak drama yang terjadi selama pertandingan, kita masih jadi yang terbaik,” ungkap Ida.
Sementara itu, pelatih angkat berat Kaltim Muhammad Susanto mengaku lega karena di hari pertama angkat berat dipertandingkan, Kaltim sudah meraih satu emas dari lifter Widari yang tampil di nomor tanding 47 kilogram. Widari berhasil mengumpulkan total angkatan seberat 505 kilogram akumulasi dari angkatan squat, bench press dan dead lift. “Alhamdulillah target angkat berat sudah terpenuhi. Tapi kita akan tetap fight di nomor lain, semoga ada tambahan emas lagi untuk Kaltim, mohon doanya saja,” tutur Santo.
Terpisah, pelatih panahan Kaltim Harmaji turut hanyut dalam euforia setelah atletnya berhasil menyumbangkan dua medali emas. Jumlah itu melebihi target yang diusung Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kaltim. “Alhamdulillah kita telah melampaui target, ini adalah peningkatan prestasi yang luar biasa. Di PON Papua kita tidak ada medali emas, tapi di sini kita dapat dua emas. Ini prestasi yang luar biasa,” tukas Harmaji. (*)