Angkat Besi dan Angkat Prestasi, Emas PON Bawa Firda Khairunisa Bebas Skripsi
SAMARINDA . Terlanjur basah, ya sudah nyebur sekalian. Kira-kira seperti itu kisah Firda Khairunisaa, lifter angkat besi Kaltim yang meraih emas di PON XXI Aceh-Sumut kemarin. Dari awalnya sering mengikuti sang ayah Widodo yang juga pelatih, Firda keterusan menjadi atlet.
“Dulu dari kecil sudah ikutan karena banyak temannya jadi sekalian main. Pas sudah masuk SMP, baru serius dan berasa banget latihannya,” ucap lifter 21 tahun ini sambil tertawa.
Turun di kelas 87 kg, Firda awalnya tidak berekspektasi apa-apa. Apalagi di kelas ini, otomatis ia tak mengenal lawan-lawan yang dihadapi, mengingat di level junior yang tak ada yang bermain di 87 kg.“Jadi kami juga tidak tahu angkatan dari atlet lain, karena semuanya lifter senior semua. Jadi baru tahu itu pas Babak Kualifikasi (BK) dan di PON-nya. Jadi persiapan serius saja,” tuturnya.
Ya, Firda memang baru transisi dari lifter junior ke senior menjelang persiapan di BK PON tahun lalu. Lulusan Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) Kaltim tahun 2021 itu, bahkan masih bermain di level junior, 3 bulan sebelum BK PON di ajang Kejurnas Surabaya. Saat itu ia berhasil mendulang tiga medali emas.
“Jadi kaget saja bisa dapat emas. Apalagi ini kan debut saya di PON, jadi sebuah kehormatan juga,” ungkap Firda.
Berkat prestasinya ini, Firda yang saat ini duduk di semester VII Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Administrasi Publik, Universitas Mulawarman (Unmul) itu, mendapat penghargaan khusus dari kampusnya. Ia yang seharusnya disibukkan dengan tugas akhir, diberikan rekognisi atau penggantian nilai skripsi. Sehingga membuat dirinya lebih santai, karena dibebaskan dari tugas membuat skripsi.
“Alhamdulillah, saya dibebaskan dari pembuatan skripsi dan diberikan penggantian nilai dari prestasi di PON kemarin,” jelas putri kedua dari empat bersaudara ini.
Ada cerita menarik saat Firda meraih emas di PON Aceh-Sumut kemarin. Ternyata angkatan yang ia ambil di PON itu masih jauh di bawah rekornya saat latihan. Walau sempat gagal melakukan angkatan terakhir, tapi perolehannya di percobaan kedua clean and jerk, sudah memecahkan rekor nasional. Sehingga tak memengaruhi total angkatan dan tetap bertahan sebagai yang terbaik di kelas 87 kg putri.
“Iya kan di angkatan pertama itu cuma buat mengamankan posisi. Terus angkatan kedua clean and jerk sudah pecah rekor. Nah, pas di kesempatan ketiga itu ringan sebenarnya, tapi karena suasananya ramai sekali, pada teriak-teriak, jadi enggak fokus dan gagal. Kalau selisih angkatan sama latihan itu sekitar 7 sampai 8 kg,” beber Firda.
Usai PON ini, Firda mengaku tetap melakukan latihan rutin. Meski tak seberat saat di Pelatda lalu, Firda tetap berusaha menjaga kondisi dan performanya, karena di awal tahun depan, ia berencana untuk mengikuti seleksi SEA Games.
Disinggung soal bonus yang didapat akan dibuat untuk apa, Firda menyebut semua diberikan kepada ibundanya. “Enggak ada pegang, semua saya titipin ke mama,” pungkasnya sambil tertawa. (*)